Syukur الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين masih diberi kenikmatan oleh allah swt, semoga hari ini jauh lebih baik daripada kemarin.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Senin, 18 April 2011
Memulai hari
Sabtu, 27 Maret 2010
ASI BAGI TUMBUH KEMBANG ANAK KITA
Air Susu Ibu dan Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh kembang sebenarnya merupakan proses yang berbeda namun keduanya tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan menggunakan satuan panjang, satuan berat, dan ukuran kepala. Sedangkan yang dimaksud dengan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, bersifat kualitatif, pengukuran dalam dilakukan menggunakan skrining perkembangan.
Tumbuh kembang dipengaruhi oleh berbagai kondisi dari dalam diri anak itu sendiri maupun kondisi lingkungan sekitarnya. Masa tiga tahun pertama merupakan masa yang sangat penting karena terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat, perkembangan kecerdasan dan ketrampilan motorik yang berjalan sangat cepat, demikian pula halnya dengan perkembangan mental, sosial dan emosionalnya.
Secara garis besar kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok, yaitu (1) kebutuhan fisis-biomedis (asuh), (2) kebutuhan kasih sayang/emosi (asih), dan (3) kebutuhan stimulasi/latihan/bermain (asah). Oleh karena itu, dalam membesarkan anak hendaknya dipakai falsafah ”asuh, asih, asah” supaya anak mencapai tumbuh dan berkembang optimal.
Air Susu Ibu adalah cairan biologis kompleks yang mengandung semua nutrien yang diperlukan untuk pertumbuh fisik dan perkembangan seorang anak. ASI disesuaikan dengan keperluan, laju pertumbuhan bayi, dan kebiasaannya menyusu.
Pemantauan pertumbuhan
Untuk pertumbuhannya, seorang bayi memerlukan nutrisi yang adekuat, sehingga dapat menjamin tumbuh kembang berlangsung seoptimal mungkin. Nutrisi terbaik bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya adalah ASI. WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian ASI eksklusif dari sejak lahir sampai usia 6 bulan dan bayi harus sering disusui tanpa dibatasi waktu. Setelah usia 6 bulan bayi akan mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) sesuai dengan usianya; sedangkan ASI tetap diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. Pertumbuhan normal seorang bayi sampai umur 6 bulan dapat dicapai hanya dengan pemberian ASI saja.
Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak dapat dilakukan dengan menimbang berat badan, mengukur panjang dan lingkar kepala anak. Menimbang bayi dan mengukur panjang badan serta lingkar kepala bayi secara teratur untuk usia di bawah 1 tahun dapat dilakukan setiap bulan, selanjutnya setiap 3 bulan sampai usia 5 tahun. Berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), berat badan bayi akan meningkat dua kali lipat dari berat lahir pada usia 6 bulan dan meningkat tiga kali lipat dari berat lahir pada usia 12 bulan.
Air Susu Ibu dan pertumbuhan anak
Bayi yang mendapat ASI umumnya tumbuh dengan cepat pada 2-3 bulan pertama kehidupannya, tetapi lebih lambat dibanding bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Dalam minggu pertama kehidupan sering ditemukan penurunan berat badan sebesar 5% pada bayi yang mendapat susu formula dan 7% pada bayi yang mendapat ASI. Apabila terjadi masalah dalam pemberian ASI, penurunan berat badan sebesar 7% dapat terjadi pada 72 jam pertama kehidupan.
Suatu penelitian longitudinal terhadap pertumbuhan bayi yang mendapat ASI eksklusif dan bayi yang mendapat susu formula. Nilai P10 dan P90 kurva berat badan terhadap umur dan panjang badan terhadap umur ke-2 kelompok adalah sama pada saat lahir. Nilai P10 ke-2 kelompok tetap sama pada umur 112 hari (4 bulan). Perbedaan bermakna terlihat pada nilai P90 kurva berat badan terhadap umur; bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding bayi yang mendapat ASI eksklusif. Demikian pula dengan nilai berat badan terhadap panjang badan; bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding bayi yang mendapat ASI.
Hasil yang mirip juga diperlihatkan oleh penelitian lain; berat badan bayi yang mendapat ASI lebih ringan dibanding bayi yang mendapat susu formula sampai usia 6 bulan. Hal ini bukan berarti bahwa berat lebih pada bayi yang mendapat susu formula lebih baik dibanding bayi yang mendapat ASI.
Kurva pertumbuhan yang normal adalah kurva bayi yang mendapat ASI. Berat berlebih pada bayi yang mendapat susu formula justru menandakan terjadi kegemukan. Saat ini WHO telah memperkenalkan kurva pertumbuhan baru dari anak usia 0-5 tahun yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan.
Penelitian retrospektif yang dilakukan di Baltimore-Washington DC terhadap pertumbuhan bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan atau lebih. Kurva berat badan terhadap umur dan panjang badan terhadap umur dari bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan tetap berada di atas P50 kurva NCHS. Bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih dari 6 bulan, kurva berat badan terhadap umur dan kurva panjang badan terhadap umur berada di atas P25 kurva NCHS sampai bayi berumur 9-10 bulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kondisi yang optimal, ASI eksklusif mendukung pertumbuhan bayi selama 6 bulan pertama atau lebih.
Penelitian lain memperlihatkan penambahan berat badan berhubungan bermakna dengan asupan energi total. Penambahan berat badan bayi yang mendapat ASI tidak berhubungan dengan tingkat aktifitas selama 6 bulan pertama kehidupan.
Panjang badan mencerminkan pola makan dan kesehatan seseorang pada masa kanak-kanak. Panjang tungkai merupakan komponen dari panjang badan masa kanak-kanak yang sangat berhubungan dengan pola pemberian makan saat bayi.
Selama masa bayi dan kanak-kanak, pertumbuhan tungkai bawah lebih cepat dibanding bagian tubuh lainnya. Jarak antara lutut dan tumit dapat diekspresikan sebagai persentase total penambahan panjang badan terhadap umur yaitu 25% saat lahir, 27% saat umur 12 bulan, dan 31% pada masa dewasa.
Suatu penelitian kohort Boyd-Orr yang pertamakali mempelajari dampak jangka panjang dari pemberian ASI pada masa bayi terhadap panjang badan pada masa kanak-kanak dan dewasa, memperlihatkan anak yang mendapat ASI pada masa bayinya secara bermakna lebih tinggi dibanding mereka yang mendapat susu formula.
Perkembangan anak
Masa tiga tahun pertama merupakan masa yang sangat penting bukan hanya pada pertumbuhan fisik seorang anak tetapi juga pada perkembangan kecerdasan dan keterampilan motorik, mental, sosial dan emosional. Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan otaknya; hal ini dapat dipantau melalui pengukuran lingkar kepala secara berkala. Jadi dapat dikatakan bahwa nutrisi, selain mempengaruhi pertumbuhan, juga mempengaruhi perkembangan otak, dan ASI adalah nutrisi yang terbaik untuk perkembangan otak manusia.
Menyusui akan meningkatkan hubungan atau ikatan batin antara ibu dan anak. Ikatan batin yang erat, mesra, dan selaras yang diciptakan seawal dan sepermanen mungkin sangat penting, karena (1) turut menentukan perilaku anak di kemudian hari, (2) menstimulasi perkembangan otak anak, (3) merangsang perhatian anak kepada dunia luar, (4) menciptakan kelekatan (attachment) antara ibu dan bayi.
Pemenuhan kebutuhan emosi ini (asih) dapat dilakukan dengan melakukan kontak sedini mungkin, yaitu dengan mendekapkan bayi pada ibunya sesegera mungkin setelah lahir (inisiasi dini). Keadaan ini akan menimbulkan kontak fisik (kontak kulit), psikis (kontak mata), suara, dan penciuman sedini mungkin yang turut memegang peran penting terhadap keberhasilan menyusui. Interaksi yang timbul pada saat ibu menyusui bayi akan meningkatkan hubungan batin ibu dan anak, menimbulkan rasa aman pada bayi yang kelak akan meningkatkan rasa kepercayaan diri seorang anak.
Ikatan batin ibu dan anak yang erat juga dapat mengurangi kejadian penyiksaan, penelantaran, dan penolakan kehadiran anak. Dengan mendekap bayi pada saat menyusui, mengajaknya berbicara dengan penuh kasih sayang, seorang ibu sudah memenuhi kebutuhan bayi akan stimulasi (asah), dan secara tidak langsung juga berdampak pada pemenuhan kebutuhan psikologis ibu. Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi terarah akan cepat berkembang dibanding anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi.
Air Susu Ibu dan perkembangan anak
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan terlihat anak yang mendapat ASI jauh lebih matang, lebih asertif, dan memperlihatkan progresifitas yang lebih baik pada skala perkembangan dibanding mereka yang tidak mendapat ASI. Suatu penelitian di Honduras memperlihatkan bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan dapat merangkak dan duduk lebih dahulu dibanding mereka yang sudah mendapat makanan pendamping ASI pada usia 4 bulan.
Selain meningkatkan hubungan batin ibu dan anak, menyusui sering dihubungkan dengan peningkatan perkembangan neuro-kognitif anak, terutama pada bayi yang lahir dengan berat lahir rendah dan bayi yang mendapat ASI lebih lama. Perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Orang tua memegang peran untuk menciptakan lingkungan yang mendukung stimulasi yang diperlukan untuk perkembangan kognitif anak, selain menyediakan nutrisi yang adekuat.
Penelitian Angelsen dkk. (2001) memperlihatkan bayi yang mendapat ASI kurang dari 3 bulan memiliki IQ yang lebih rendah dibanding bayi yang mendapat ASI 6 bulan atau lebih. Pemberian ASI yang lebih lama memberi keuntungan pada perkembangan kognitif anak.
Penelitian lain yang dilakukan secara prospektif terhadap bayi prematur yang mendapat ASI memperlihatkan hasil tes IQ (usia 7-8 tahun) dengan poin 8.3 lebih tinggi dibanding bayi prematur yang mendapat susu formula.
Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal memerlukan dukungan nutrisi dan stimulasi yang adekuat. Air Susu Ibu dapat memenuhi semua kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang, baik kebutuhan fisis-biomedis (asuh), kebutuhan kasih sayang/emosi (asih), maupun kebutuhan akan stimulasi (asah).
Daftar bacaan
1. Needlman RD. Growth and development. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: WB Saunders; 2004. h. 23-66.
2. Tanuwidjaya S. Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IGNG, penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi ke-1. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002. h.13-21.
3. World Health Organization (WHO)-Collaborative Study Team on the role of breastfeeding on the prevention of infant mortality. Effect of breastfeeding on infant and child mortality due to infection disease in less developed countries: a pooled analysis. Lancet 2000; 355:451-5.
4. Newman J, Pittman T. Not enough milk. Dalam: The ultimate breastfeeding book of answers. The most comprehensive problem-solution guide to breastfeeding from the foremost expert in North America. Edisi ke-1. Roseville: Prima Publishing; 2000. h. 69-121.
5. Martin RM, Smith GD, Mangtani P, Frankel S, Gunnell D. Association between breast feeding and growth: The Bayd-Orr cohort study. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 2002;87: F193-201.
6. Roesli Utami. Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya; 2000.
7. Lawrence RA, Lawrence RM. Psychological impact of breastfeeding. Dalam: Breastfeeding a guide for the medical profession. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier Mosby; 2005. h. 215-36.
8. Angelsen NK, Vik T, Jacobsen G, Bakketeig LS. Breastfeeding and cognitive development at age 1 and 5 years. Arch Dis Child 2001; 85:183-8.
9. Horwood LJ, Darlow BA, Mogridge N. Breast milk feeding and cognitive ability at 7-8 years. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 2001; 84:F23-7.
10. Lawrence RA, Lawrence RM. Normal growth, failure to thrive, and obesity in the breastfed infant. Dalam: Breastfeeding a guide for the medical profession. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier Mosby; 2005. h. 427-59.
Sumber : Buku Bedah ASI IDAI
Penulis : Rini Sekartini dan Jeanne-Roos Tikoalu
Minggu, 21 Maret 2010
amalan buat rumah tangga
kita sangat ingin rumah tangga kita bahagia tentram dan sakinah
berikut resep dari rasullah kpd putrinya sayidah fatimah..bacalah kalimat subhanallah 33x
alhamdulillah 33x laa ilaha ilallah 33x dan allahu akhbar 33x
untuk penjagaan rmh bc al ikhlas 21x.smg bermanfaat
Selasa, 09 Februari 2010
ALERGI PADA ANAK
alhamdulillah tgl 17 jan 2010 anakku telah lahir.bahagia rasanya jd ayah.skg benar2 jd bpk dech..kira2 mau 1 minggu dirumah.anakku ngerasa ada keleler ditenggorokannya ada lendir.napasnya jd agak ngorok..lalu tak priksakan ke dokter spesialis katanya alergi.(yah walaupun saya juga dokter tp kalo anak sendiri gimana gitu)
alergi sendiri sebenarnya bisa jadi suatu istilah sampah karena kita sendiri gak tau apa yg menyebabkan alergi tsb.
histamin.bradikinin.dan mediator lainnya adalah sebagai penyebab alergi
terapi dapat menggunakan anti histamin 1.yang lama spt ctm,difenhidramin dll
yg baru spt loratadin,dimentidine dll.bhkan skg telah ditemukan obat anti leukotrien hanya perlu penelitian lbh lanjut sejauh mana
keefektifan dan bgmn onset serta lama kerja.ada sebuah pengalaman jika menemukan anak dgn alergi.dapat kt gunakan ah 1 gol terbaru dgn
dosis 1 kali/hari selama 1 bln.itu saya diajarkan oleh dr spesialis anak saya
smg pengalaman saya berharga bg rekan2 semua
Rabu, 28 Oktober 2009
internet pake flexi unlimited
kita bisa daftar harian,mingguan,atau bulanan harga terjangkau.speed 153kbps.
reg harian/bulanan/mingguan kirim ke 2255,biaya harian 2500perak,mingguan 15000perak,50000perak...minimal pulsa 2000,kita akan dapat pasword n username.trus internetan deh spuasnya
Rabu, 14 Oktober 2009
puyer aman kok!!!
AMAN: Puyer maupun racikan tidak masalah sepanjang dibuat dengan cara yang baik dan benar, dengan komposisi jenis obat yang rasional
JAKARTA -- Puyer atau racikan tidak membahayakan untuk pengobatan. "Pemberian resep obat dalam bentuk puyer atau racikan oleh seorang dokter merupakan bagian dari rangkaian praktek kedokteran," ujar Sukman T Putra, wakil ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (24/2).
Menurut Sukman, pemberian obat berupa puyer maupun racikan tidak masalah sepanjang dibuat dengan cara yang baik dan benar. Dan juga dengan komposisi jenis obat yang rasional.
Pengobatan menggunakan resep racikan yang cukup tinggi di Indonesia, kata dia, karena persediaan obat jadi (sesuai dengan kebutuhan) masih sedikit. Penggunaan obat racikan, tambah Sukman, justru membuat dosis lebih tepat terutama bagi anak-anak. ''Karena obat yang tersedia hanya untuk usia tertentu. Sedangkan untuk anak seringkali obat yang diberikan dosisnya disesuaikan dengan berat badan anak,'' kata dia.
Jika pada proses pengobatan ternyata racikan yang diberikan menimbulkan masalah dapat dilaporkan ke pihak yang berwenang sesuai undang-undang yang berlaku. Hal tersebut merujuk pada kasus-kasus tertentu dalam pemberian obat puyer yang tidak dilakukan dengan baik dan mengandung obat yang tidak rasional.
Sedangkan untuk mengetahui fungsi masing-masing kandungan yang ada dalam racikan, kata Sukman, menjadi tanggung jawab dokter. ''Dokter seharusnya memberikan keterangan mengenai fungsi dari masing-masing kandungan yang ada dalam sebuah racikan,'' tutur dia.
Rabu, 23 September 2009
quantum sodaqoh
dalam hal ini guru spiritual selalu mengingatkan bahwa kita harus banyak sodaqoh atau infak..krn infak sendiri tidak akan mengurangi harta kita tapi malah menambah..lho kok bisa?saya sendiri sudah berkali-kali mencoba membuktikannya..jika anda ingin mencoba.sisihkan uang anda tdk usah banyak2 10rb saja lalu anda niatkan karena kecintaan dan mencari rido allah.stelah anda memberi ke yang membutuhkan.maka jangan pikirkan lagi.jika anda2 benar2 ikhlas maka anda akan mendapatka ganti dari allah baik dalam bentuk uang.
Read More..